habisnya semua klorida diendapkan menjadi perak klorida. reaksi tersebut merupakan suatu reaksi pengendapan yang dapat dimanfaatkan dalam pengendapan kadar secara volumetrik. penetapan kadar dari suatu obat yang mengandung natrium bromida atau kalium iodida dapat dilakukan dengan argenometri dan juga dapat dilakukan untuk menetapkan kadar ion-ion halida.
Biasanya tujuan percobaan ini adalah untuk membakukan larutan AgNO3 0,1 N, membakukan larutan kalium tiosinat 0,1 N, menetapkan kadar Natrium Bromida, dan menetapkan kadar Kalium Iodida. Dalam titrasi yang melibatkan garam perak, terdapat tiga indikator yang telah dipercaya selama bertahun-tahun, yaitu :
a. Metode Fajans
Senyawa
organik yang berwarna digunakan untuk mengadsorpsi pada permukaan suatu endapan
sehingga mengubah struktur organiknya dan warna tersebut masih memungkinkan
untuk mengubah diri menjadi lebih tua lagi sehingga sering digunakan sebagai pendeteksi titik akhir
titrasi pada endapan perak disebut sebagai indikator adsorpsi (Underwood,
1999).
Ditemukan fakta bahwa fluoresein tersubstitusi dapat
bertindak sebagai indikator untuk titrasi perak dengan memanfaatkan kelebihan elektron/ion
pada klorida jika perak nitrat ditambahkan kedalam larutan natrium
klorida. Ion-ion klorida ini dikatakan membentuk lapisan teradsorpsi
primer dan dengan demikian menyebabkan partikel koloidal perak klorida itu
bermuatan negatif.
Partikel negatif ini kemudian cenderung menarik ion-ion
positif dari dalam larutan untuk membentuk lapisan adsorpsi skunder yang
terikat lebih longgar. Jika perak nitrat terus-menerus ditambahkan
sampai ion peraknya berlebih, ion-ion inilah akan menggantikan ion klorida
dalam lapisan primer.Maka partikel-partikel menjadi bermuatan positif, dan anion adalam
larutan ditarik untuk membentuk lapisan skunder (Underwood, 1999).
b. Metode Mohr
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan nilai pH
antara 6 – 10 . Dalam larutan yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Dalam
larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, karena HCrO4 hanya
terionisasi sedikit sekali. Lagi pula hidrogen kromat berada dalam
kesetimbangan dengan dikromat :
2H+ + 2CrO42- 2HCrO4 –> Cr2O72- +
H2O
Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan
perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan perak
kromat, dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam
dikromat cukup dapat larut (Svehla, 1990).
Digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam
basa, pembentukan suatu endapan lain dapat digunakan untuk menyatakan
lengkapnya suatu titrasi pengendapan seperti titrasi Mohr (dari) klorida dengan
ion perak, dalam mana digunakan ion kromat sebagai indikator. Pemunculan
yang permanen dan dini dari endapan perak kromat yang kemerahan itu diambil
sebagai titik akhir titrasi (Underwood, 1999).
c. Metode Volhard
Didasarkan
pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan
ion besi(III) untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat :
Ag+ + SCN –> AgSCN(s)
Fe3+ + SCN –> FeSCN2+ (merah)
Metode-metode lain yang lazim untuk perak dan klorida
memerlukan larutan yang hampir netral agar titrasinya sukses. Banyak
kation mengendap pada kondisi semacam ini dan karena itu menggangu dalam
metode-metode ini (Anonim, 1995).
Dalam penetapan bromida dan iodida dengan metode
Volhard yang tak langsung, reaksi dengan tiosinat tidak menimbulkan kesulitan
apapun karena perak bromida kira-kira mempunyai kelarutan yang sama dengan
perak tiosianat, dan perak iodida cukup lebih rendah kelarutannya .
No comments:
Post a Comment