18 June 2012

IODOMETRI & IODIMETRI

     Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu titrasi langsung (IODIMETRI) dan titrasi tidak langsung (IODOMETRI) :



A) Titrasi Langsung (IODIMETRI)

     Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidator sebesar +0,535 V. Pada saatt reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi :

I2 + 2e -----> 2I-

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium, sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.

     Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan Natrium Tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir.

     Dalam Farmakope Indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, natrium askorbat, natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya.


B) Titrasi Tidak Langsung (IODOMETRI)

     Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel.

     Sebagai contoh adalah penentuan kandungan klorin ( Cl2) dalam agen pemutih. Klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah :
 Cl2 + 2I- -----> 2Cl- + I2

Selanjutnya iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat menurut reaksi :
2S2O32- + I2 -----> S4O62- + 2I-     

C) Penyerapan Iodium oleh senyawa-senyawa penisilin

     Masalah stabilitas yang utama dalam senyawa-senyawa penisilin adalah hidrolisis cincin β - laktam.
Jika cincin β - laktam terbuka, maka akan mengkonsumsi iodium. Tiap 1 mol cincin β - laktam yang terbuka akan bereaksi dengan 8 ekuivalen iodium, sementara cincin β - laktam yang utuh tidak akan bereaksi dengan iodium. dalam jenis titrasi ini, iodium berlebihan ditambahkan pada sampel penisilin dan iodium sisa (yang tidak bereaksi) dititrasi kembali dengan larutan baku natrium tiosulfat.





2 comments: